Ketika solar minimum terjadi, bintik matahari menghilang dan lidah-lidah
api matahari lenyap. Matahari tiba-tiba menjadi sangat tenang, sama
seperti suasana tenang yang biasa muncul sebelum badai besar melanda.
Tahun
lalu, isu kiamat 2012 yang dikaitkan dengan kalender Maya dan badai
matahari menjadi salah satu topik terhangat yang dibicarakan oleh banyak
orang. Isu itu mulai mereda ketika banyak ilmuwan, termasuk dari NASA
sendiri, mengeluarkan pernyataan yang menolak spekulasi kiamat akibat
badai matahari di tahun 2012. Namun, pada bulan Agustus 2010 ini, sebuah
jurnal penelitian dari seorang astronom Australia bernama David Reneke
kembali mengangkat isu ini. Tiba-tiba, isu badai matahari dan 2012
kembali menjadi isu panas di bulan ini. Haruskah kita kuatir?
Beberapa
marketer hari kiamat percaya kalau tahun 2012, badai matahari super
akan memanggang bumi dan seisinya. Ini berarti kiamat total bagi bumi
seperti yang digambarkan dalam film Knowing. Walaupun prediksi ini
dibantah oleh para ilmuwan, termasuk NASA sendiri, namun paling tidak
semua sepakat kalau badai matahari yang akan datang kemungkinan bisa
membawa kerusakan atas jaringan komunikasi di seluruh dunia.
Kerusakan
masif atas sistem telekomunikasi seperti itu sudah pernah terjadi pada
tahun 1859 saat terjadinya peristiwa yang dikenal dengan sebutan
Carrington event.
Carrington Event
Pada tanggal 1 September
1859, Richard Carrington, astronom matahari kenamaan Inggris yang saat
itu baru berusia 33 tahun, sedang berada di observatoriumnya sambil
melakukan pengamatan.
Seperti biasanya, Carrington mengamati
matahari lewat citra proyeksi pada sebuah layar yang dihasilkan oleh
teleskopnya. Dengan teliti ia menggambar bintik matahari yang terlihat.
Tiba-tiba,
di hadapan matanya, ia melihat dua titik cahaya putih menyilaukan yang
yang muncul di atas bintik hitam matahari. Titik cahaya itu terlihat
semakin intens dan segera berubah bentuk menjadi seperti bentuk ginjal.
“Dengan
segera saya berlari untuk memanggil orang lain agar turut
menyaksikannya. Ketika saya kembali 60 detik kemudian, saya terkejut
karena titik itu telah berubah bentuk.”
Pemandangan itu hanya
berlangsung selama 5 menit. Namun apa yang diakibatkannya terhadap
planet bumi akan selalu dikenang sebagai salah satu peristiwa astronomi
paling menakjubkan (atau menakutkan) yang pernah terjadi.
Apa
yang dilihat Carrington adalah lidah api putih matahari (White solar
flare) yang muncul akibat ledakan magnetik matahari. Ledakan ini tidak
hanya menghasilkan cahaya yang terlihat oleh mata, namun juga
menghasilkan awan partikel super raksasa yang mengeluarkan pusaran
magnetik yang dikenal dengan sebutan Coronal Mass Ejection (CME).
CME
yang tercipta itu bergerak langsung menuju bumi dan tiba hanya dalam
tempo 18 jam. Ini cukup luar biasa, mengingat pada umumnya perjalanan
itu akan ditempuh dalam waktu 3 atau 4 hari. Ketika CME itu menghantam
bumi, medan magnet yang menyelubungi bumi menjadi terganggu sehingga
menciptakan Badai Geomagnetik terbesar yang pernah tercatat di dalam
sejarah.
Langit di atas bumi segera dipenuhi dengan Aurora
berwarna merah, hijau dan ungu. Cahaya-cahaya itu begitu luar biasa
sehingga malam yang gelap terlihat terang benderang seperti siang hari.
Luar biasanya, aurora itu bahkan bisa terlihat di wilayah-wilayah tropis
seperti Kuba, Bahama, Jamaika dan Hawaii.
Namun, efeknya tidak
hanya sampai disitu. Pertunjukan aurora yang indah itu ternyata disertai
oleh kerusakan besar pada sistem komunikasi di Eropa dan Amerika.
Tiba-tiba,
seluruh sistem telegraf mengalami kekacauan. Percikan api terlihat di
mesin-mesin telegraf sehingga mengejutkan operator yang sedang bertugas.
Bahkan ketika batere telegraf diputus, arus listrik yang dipicu oleh
aurora membuat mesin-mesin tersebut masih bisa mengirimkan pesan.
Peristiwa ini memberikan pengertian baru kepada para astronom mengenai aktifitas matahari dan dampaknya atas kehidupan manusia.
Dalam
tempo 2 atau 3 tahun lagi, ada kemungkinan kalau kita bisa menghadapi
masalah serupa. Peringatan inilah yang baru-baru ini diberikan oleh
David Reneke yang menerbitkan prediksinya dalam Jurnal Australasian
Science.
Sekilas mengenai Badai Matahari
Ada banyak
kesalahpahaman mengenai fenomena badai matahari ini. Bagi yang tidak
mengerti, badai matahari sering dianggap sebagai peristiwa luar biasa
yang sangat langka. Padahal tidak demikian adanya.
Matahari
mengalami siklus rata-rata 11 tahunan (antara 9-14 tahun) yang bermula
dari periode aktifitas rendah, yang disebut Solar Minimum, hingga
periode dimana aktifitasnya meningkat, yang disebut Solar Maksimum.
Solar maksimum terakhir terjadi pada tahun 2000.
Dengan demikian,
badai matahari sesungguhnya bukan peristiwa aneh yang langka. Fenemena
ini adalah bagian yang normal dari siklus kehidupan matahari.
Selama
periode solar maksimum, muncul Bintik Matahari (sunspot), yaitu titik
gelap di permukaan matahari yang disebabkan oleh garis medan magnet yang
menerobos permukaan matahari.
Karena matahari bukan objek padat
seperti bumi, bagian-bagian yang berbeda dari matahari berotasi dengan
kecepatan yang berbeda juga. Ini akan menyebabkan garis medan
magnetiknya menjadi kacau balau hingga menyebabkan terbentuknya Solar
Flare (Lidah api matahari) yang kadang disertai dengan Coronal Mass
Ejection (CME).
Peristiwa inilah yang sering disebut dengan istilah Solar Storm atau Badai Matahari.
Jika
CME tersebut bergerak menuju bumi, partikel yang dibawanya akan
menghantam magnetosphere bumi yang kemudian akan menciptakan aurora.
Prediksi David Reneke
Kembali
kepada prediksi Reneke, menurutnya, badai matahari yang akan terjadi
pada tahun 2012 memiliki potensi untuk menghantam bumi dengan kekuatan
setara 100 juta bom atom hidrogen. Kekuatan ini dipastikan akan
menghancurkan seluruh sistem satelit di seluruh dunia yang dikuatirkan
akan membawa bumi kembali ke zaman batu.
Tentu saja prediksi ini
bukan sesuatu yang baru karena peristiwa serupa pernah terjadi pada
tahun-tahun sebelumnya. Namun, yang dikuatirkan oleh Reneke adalah
potensi kekuatannya.
“Umumnya, para astronom sepakat kalau solar
maksimum yang akan datang akan menjadi yang paling kuat dalam 100 tahun
terakhir.” Kata Reneke.
“Sebagian percaya kalau peristiwa ini
akan mempengaruhi perusahaan penerbangan, perusahaan telekomunikasi dan
siapapun yang bekerja dengan sistem GPS modern. Badai ini mampu
mematikan satelit yang sedang mengorbit.” Tambahnya.
Lalu bagaimana tanggapan astronom lainnya?
Mari Bergabung Ke Facebook Untuk Mendapatkan Informasi Terupdate
NASA
sendiri tidak terlalu mengkuatirkan peristiwa ini, namun mereka memang
telah mengantisipasi badai ini sejak tahun 2006. Mereka juga
memperkirakan kalau badai ini mampu mempengaruhi pembangkit listrik di
berbagai tempat sehingga bukan hanya industri telekomunikasi atau
penerbangan yang terganggu, melainkan juga industri lainnya seperti
perbankan dan yang berkaitan dengannya.
Badai itu diperkirakan
akan terjadi pada tahun 2012 akhir. Namun mereka pun mengakui kalau
tidak akan ada yang pernah bisa tahu pasti berapa besar efek kerusakan
yang bisa ditimbulkannya.
National Academy of Sciences Amerika
pernah memperkirakan kalau kerusakan yang mungkin terjadi bisa membawa
kerugian sekitar 1 hingga 2 triliun dolar Amerika dan membutuhkan waktu
hingga 10 tahun untuk pulih sepenuhnya.
Badai matahari dalam
skala yang cukup besar pernah terjadi juga pada tahun 1989 dan
menyebabkan blackout di seluruh Quebec, Kanada. Pada badai matahari
tahun 2003, Swedia dan Afrika Selatan juga mengalami nasib serupa.
Lalu,
sebuah pertanyaan sederhana yang sering ditanyakan oleh banyak orang.
Jika benar badai matahari super terjadi pada tahun 2012, apakah badai
itu akan menghasilkan lidah api yang bisa menghanguskan seluruh bumi dan
seisinya seperti di film Knowing?
Jawabannya adalah: Tidak!
Apa yang akan terjadi?
Walaupun
terdengar begitu chaos, sesungguhnya manusia dan makhluk hidup lainnya
terlindung dengan aman di bumi. Pada saat terjadinya badai-badai
matahari sebelumnya, makhluk hidup di bumi sama sekali tidak
terpengaruh. Namun, teknologi yang kita miliki memang rentan terhadap
fenomena ini.
Sama seperti yang terjadi pada tahun 1859, atau
tahun ketika Quebec, Swedia dan Afrika Selatan dibuat blackout, badai
matahari yang akan datang bisa merontokkan sistem komunikasi kita.
Mengingat
sangat tergantungnya infrastruktur kita terhadap jaringan
telekomunikasi, maka peristiwa lumpuhnya telekomunikasi mungkin akan
membawa kelumpuhan pada sistem lainnya, seperti keuangan dan
transportasi.
Sebuah semburan badai matahari yang kuat bisa
membawa kerusakan dengan mengintervensi sumber listrik dan jalur
komunikasi kita. Ini akan menyebabkan sistem menjadi overload dan
akhirnya mengalami kerusakan.
Menurut salah satu laporan yang
dikeluarkan oleh National Academy of Science Amerika Serikat, apabila
badai itu terjadi, sekitar 300 pembangkit listrik di Amerika bisa lumpuh
hanya dalam tempo 90 ******* Ini akan memutuskan persediaan listrik
untuk 130 juta penduduk.
Setelah jaringan listrik terputus,
persediaan air pun akan ikut terputus. Tanpa adanya listrik dan
persediaan air, maka perekonomian akan menjadi lumpuh. Tidak ada
aktifitas perkantoran dan transportasi seperti pesawat terbang atau
kereta api. Bahkan fasilitas vital seperti markas militer atau rumah
sakit juga akan ikut lumpuh. Dengan kata lain Chaos!
Tetapi, itu adalah skenario terburuknya.
Kabar baiknya adalah, manusia telah belajar dari masa lalu.
NASA
dan badan antariksa negara-negara lain di dunia telah mengetahui dengan
jelas kalau solar flare bisa melumpuhkan sistem satelit. Karena itu
sejak lama, NASA telah mengirim beberapa wahana untuk mengawasi
aktifitas matahari. Saat ini, wahana-wahana tersebut, seperti ACE atau
SOHO, masih rajin mengawasi perubahan-perubahan aktifitas yang terjadi
pada matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar