peneliti antariksa di dunia memprediksi akan terjadi badai matahari pada
pertengahan 2013. Badai matahari itu adalah terjadinya peningkatan
aktivitas matahari berupa medan magnet, bintik matahari, ledakan
matahari, lontaran massa korona, angin surya, dan partikel energetik.
Badai matahari itu diperkirakan akan terjadi tahun 2012-2015.
“Pada
2012 hingga 2015 bintik matahari diperkirakan mencapai titik yang
sangat banyak dan itu akan memicu banyak ledakan,” ujar Dra Clara Yono
Yatini, MSc, Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet Antariksa
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), di sela-sela
sosialisasi fenomena cuaca antariksa 2012-2015 di Denpasar, Bali.
Namun,
menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir karena badai matahari tidak
akan menghancurkan peradaban dunia. “Dampak badai matahari hanya
merusak sistem teknologi saja,” tegas Clara Yono.
Dampak badai
matahari 2013 cuma sistem teknologi yang terpengaruh, misalnya, rusaknya
satelit sehingga mengganggu jaringan komunikasi. Dampak lainnya dari
badai matahari ini juga dapat mengganggu medan magnet bumi. Seperti
tahun 1989 saat badai matahari menyerang Kanada, jelas Clara, terjadi
pemadaman listrik karena trafo di pusat jaringan listrik terbakar akibat
arus yang sangat besar di bawah permukaan bumi.
Badai matahari
ini dapat diantisipasi agar tidak menimbulkan kerusakan, seperti
mematikan sementara jaringan satelit dan jaringan listrik pada saat
terjadi badai matahari.
Selain itu efek akibat aktivitas puncak
matahari ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Suhu bumi akan
meningkat dan iklim berubah. Partikel-partikel matahari yang menembus
lapisan atmosfer bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim bumi. Dampak
yang paling ekstrim menyebabkan kemarau panjang. “Ini yang masih dikaji
para peneliti,” ujar Clara.
Selain itu, Indonesia akan mendapat
dampak paling parah akibat badai matahari ini, karena lapisan ozon
disekitar Indonesia yang paling tipis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar