Pernah dengar pepatah yang mengatakan “Cuci tangan untuk punya
segalanya”, gak? Mungkin masih banyak yang bingung dengan pernyataan
ini. Ada 2 pepatah lain yang berasal dari Arab sekaligus dapat
menjelaskan pepatah sebelumnya yaitu ” Orang yang punya kesehatan punya
harapan” dan “Orang yang punya harapan punya segalanya”. Nah jadi
hubungannya, cuci tangan adalah langkah paling mudah untuk menjadi sehat
dan dapat memulai harapan untuk memiliki segalanya.
Namun kebalikan
yang didapat Julia Abdullah, wanita asal Malaysia yang mempunyai obsesi
mencuci tangan dan membersihkan diri. Julia memiliki ritual pembersihan
diri yang biasa namun dengan kuantitas yang tak biasa. Wanita berusia 40
Tahun itu dikabarkan mencuci tangannya hingga 300 kali sehari dan
menghabiskan waktunya dikamar mandi selama 5 jam dengan total 25 kali
keramas rambut dalam sehari. Dan dengan ritual ini, Mungkin saja pantas
di Juluki sebagai manusia paling bersih di Dunia. Hal ini terjadi sejak
20 tahun yang lalu, saat ia menemukan ada yang tak beres saat sedang
bekerja.
Ia bekerja sebagai seorang tekhnisi di sebuah laboratorium yang
mengharuskan dia untuk selalu berhubungan dengan urine, tinja dan
sampel darah untuk tes HIV. Hal ini membuatnya takut akan terkontaminasi
dan ia menduga bahwa Ia telah tercemar OCD (Obsessive Compulsive
Disorder). Namun bukannya memeriksa dan mencari bantuan, Julia malah
memutuskan untuk membersihkan diri dengan air sesering mungkin.
Kondisi
ini membuat Julia harus kehilangan pekerjaan dan harta bendanya. Kenapa
tidak, Julia seringkali datang terlambat untuk bekerja karena terlalu
sibuk menghabiskan waktu dengan ritual pembersihan dirinya.
Harta yang
ia punya telah habis terjual untuk pembelian membayar tagihan rumah
tangga yang meningkat pesat, karena pemakaian air, sabun, dan
perlengkapan kebersihan sejenisnya terlalu berlebihan. Akibat itu juga,
dalam waktu relatif singkat setelah Julia diberhentikan, Ia kehilangan
rumahnya dan menjadikan Ia dan keluarganya gelandangan.
Alih-alih mecuci
tangan atau membersihkan diri, demi tuntutan hidup Julia terpaksa
mengumpukan sampah untuk dijadikannya sebuah tinggal bersama ibunya.
Dengan pengalaman yang terjadi, Julia sangat marah dan memutuskan untuk
berhenti mandi. Dan setelah tiga bulan ia tak madi, pada tahun 2009,
Asosiasi Singapura untuk Kesehatan Mental (SAMH) membantunya mendapatkan
kehidupan normalnya. Namun kondisinya semakin memburuk setahun kemudian
setelah ia tidak berkunjung untuk melakukan perawatan.
Dia kembali ke
kebiasaan lamanya dengan melakukan ritual kebersihan yang menghabiskan 2
boto sampo dan 21 batang sabun perhari. Untungnya pihak SAHM kembali
campur tangan dan membawanya ke institut perawatan mental dan melakukan
perawatan selama 22 hari. Kini Julia Abdullah mengatakan dia telah
kembali menguasai hidupnya, dan setuju untuk menceritakan kisah hidupnya
dalam pameran fotografi yang disebut Picture My World, yang
diselenggarakan oleh IMH untuk meningkatkan kesadaran penyakit mental,
sebagai bagian dari kegiatan Hari Kesehatan Mental Dunia pada 10 Oktober
2012 lalu.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar